Cari Blog Ini

Minggu, 31 Oktober 2010


Teknologi berasal dari bahasa Yunani, tekhnologia (tekhno: seni atau pekerjaan tangan; logia: area studi), sehingga secara harfiah berarti studi atau ilmu pekerjaan tangan. Teknologi dapat mengacu pada beberapa hal, yakni
1. aplikasi (penerapan) peralatan dan metode untuk proses produksi
2. metode penerapan pengetahuan atau peralatan teknis
3. mesin dan sistem yang dianggap sebagai seperangkat
4. sekumpulan pengetahuan dari suatu masyarakat atau kebudayaan yang bersifat praktis (terapan).
Dari empat acuan tersebut, teknologi dapat diartikan sebagai sekumpulan prinsip, pengetahuan, dan cara yang dianut masyarakat mengenai penggunaan atau penerapan ilmu alam (sains) dan peralatan-peralatan yang dibuat umat manusia demi kemudahannya.
Teknologi tidak dapat dipisahkan dari hidup manusia. Kita menggunakannya dalam hidup sehari-hari. Contoh teknologi yang kita gunakan itu dapat dilihat pada benda-benda di sekitar kita, misalnya radio. Radio dikembangkan oleh Guilelmo Marconi dari Italia sejak tahun 1895. Konsep radio berkembang dari teori gelombang elektromagnetik. Radio berkembang pesat setelah Perang Dunia II dan membuka kemungkinan explorasi ruang angkasa.
Tranportasi udara merupakan contoh teknologi yang membuat jarak menjadi semakin pendek. Pesawat terbang yang sukses ditemukan pada tahun 1903 oleh Wright bersaudara. Kemudian, pesawat terbang pun berkembang pesat pada masa Perang Dunia II untuk keperluan militer. Setelah Perang Dunia II, mulailah ada penerbangan pesawat komersial. Seiring dengan perkembangan zaman, pesawat dapat terbang semakin tinggi dan jauh.
Komputer juga merupakan contoh teknologi yang sangat memudahkan manusia. Pada awal dikembangkannya pada tahun 1945, komputer berukuran sebesar satu ruangan, tetapi kini komputer dapat berukuran sangat kecil dan dapat dibawa ke mana-mana.
Teknologi pada dasarnya berkembang seiring dengan perkembangan peradaban manusia. Peradaban purba pun mengembangkan teknologi sederhana yang merupakan cikal bakal arsitektur, transportasi, komunikasi, persenjataan, dan bahkan komputasi. Bangsa dari peradaban tertua dunia sudah mengenal teknologi tinggi berabad-abad silam dalam hal membuat bangunan-bangunan besar, misalnya piramida Mesir, koloseum Romawi, Taman Gantung Babilonia, Mohenjo Daro, Tembok Raksasa Tiongkok, dan Candi Borobudur.

Manfaat E-Banking
Electronic Banking (e-banking) merupakan suatu aktifitas layanan perbankan yang menggabungkan antara sistem informasi dan teknologi, e-banking meliputi phone banking, mobile banking, dan internet banking. Fungsi penggunaannya mirip dengan mesin ATM dimana sarananya saja yang berbeda, seorang nasabah dapat melakukan aktifitas pengecekan saldo rekening, transfer dana antar rekening atau antar bank, hingga pembayaran tagihan-tagihan rutin bulanan seperti: listrik, telepon, kartu kredit, dll. Dengan memanfaatkan e-banking banyak keuntungan yang akan diperoleh nasabah terutama apabila dilihat dari banyaknya waktu dan tenaga yang dapat dihemat karena e-banking jelas bebas antrian dan dapat dilakukan dari mana saja sepanjang nasabah memiliki sarana pendukung untuk melakukan layanan e-banking tersebut.
Seorang nasabah akan dibekali dengan login dan kode akses ke situs web dimana terdapat fasilitas e-banking milik bank bersangkutan. Selanjutnya, nasabah dapat melakukan login dan melakukan aktifitas perbankan melalui situs web bank bersangkutan. Sebenarnya e-banking bukan barang baru di internet, tapi di Indonesia sendiri baru beberapa tahun belakangan ini marak diaplikasikan oleh beberapa bank papan atas. Konon ini berkaitan dengan keamanan nasabah yang tentunya menjadi perhatian utama dari para pengelola bank disamping masalah infrastruktur bank bersangkutan.


Keamanan memang merupakan isu utama dalam e-banking karena sebagaimana kegiatan lainnya di internet, transaksi perbankan di internet juga rawan terhadap pengintaian dan penyalahgunaan oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.


Sebuah situs e-banking diwajibkan untuk menggunakan standar keamanan yang sangat ketat untuk menjamin bahwa setiap layanan yang mereka sediakan hanya dimanfaatkan oleh mereka yang memang betul-betul berhak. Salah satu teknik pengamanan yang sering dugunakan dalam e-banking adalah melalui SSL (Secure Socket Layer) maupun lewat protokol HTTPS (Secure HTTP).
BCA salah satu bank pelopor e-banking di Indonesia contohnya. BCA menawarkan produk perbankan elektronik berupa KlikBCA, yang memberikan kemudahan untuk melakukan transaksi perbankan melalui komputer dan jaringan internet. KlikBCA dilengkapi dengan security untuk menjamin keamanan dan kerahasiaan data dan transaksi yang dilakukan oleh nasabah. Untuk menambah keamanan pihak bank melengkapi juga dengan KeyBCA, yaitu alat pengaman tambahan untuk lebih mengamankan transaksi finansial di KlikBCA. Alat ini berfungsi untuk mengeluarkan password yang selalu berganti setiap kali melakukan transaksi finansial. Dengan demikian, keamanan nasabah bertransaksi akan makin terjaga.
Dengan hadirnya e-banking tidak hanya nasabah saja yang mendapatkan manfaat melainkan juga menciptakan efek manfaat yang lain bagi bank, yakni meningkatkan pendapatan berbasis komisi atau biaya (fee based income). Sebagian besar fee berasal dari layanan transaksi yang ditawarkan e-banking, misalnya untuk pembayaran tagihan listrik dikenai biaya Rp 2.500 per transaksi. Semakin sering nasabah bertransaksi lewat e-banking, semakin banyak pula fee yang diperoleh bank. Belakangan ini jenis pendapatan nonbunga tumbuh lebih cepat ketimbang pendapatan bunga. Selain itu biaya operasional juga menjadi sangat murah dibandingkan dengan biaya transaksi melalui kantor cabang, biaya di cabang relatif lebih besar karena untuk membayar karyawan, pengamanan, listrik, dan biaya sewa gedung. Dengan segala manfaat yang bisa didapat melalui e-banking beberapa bank rela menanamkan investasi yang mahal untuk mengembangkan e-banking.

Selasa, 12 Oktober 2010

aplikasi teknologi informasi dalam perbankan

Dewasa ini, penggunaan online banking sudah sangat marak. Online banking
menawarkan sejumlah keuntungan untuk pelanggan. Selain akses 24 jam
sehari kepada nomor account pelanggan yang bersangkutan, pelanggan juga
dipermudah karena tidak diharuskan datang ke bank apabila ingin
melakukan transaksi. Selama pelanggan yang bersangkutan memiliki akses
internet, mereka dapat selalu mengecek status keuangan mereka di bank.
Adapun banyak sekali ragamnya jenis online banking yang ditawarkan oleh
bank sekarang ini, misalnya saja fasilitas untuk membayar tagihan
rekening (air, listrik) secara online. Fasilitas lainnya adalah
pelanggan dapat mentransfer uang ke rekening lain dan juga beberapa
online banking mengijinkan pelanggan untuk melakukan perdagangan mata
uang. Hal ini berguna untuk membantu memotong bunga dari pinjaman.
Online banking juga menawarkan kepada pelanggan mereka kartu kredit
online, pinjaman personal, dan akun tabungan. Semua itu dapat dilakukan
oleh online banking dewasa ini.

Selain menguntungkan pelanggan, online banking juga menguntungkan pihak
bank. Jika pelanggan menggunakan online banking untuk membayar tagihan
rekening atau mentransfer sejumlah uang ke rekening lain, itu berarti
teller tidak perlu untuk mengangkat telpon, sehingga memampukan teller
untuk dapat menolong pelanggan yang lain dan pada akhirnya menghasilkan
uang lebih untuk bank. Sehingga semakin banyak pelanggan menggunakan
online banking maka banyak bisnis yang bisa dikerjakan oleh bank yang
pada gilirannya memberikan keuntungan yang lebih buat bank. Pada
akhirnya, jika bank mendapat keuntungan maka bisa saja bank menawarkan
tingkat suku bunga yang lebih tinggi sehingga kembali dapat
menguntungkan pelanggan.

Menilai dari popularitas yang sekarang, online banking akan terus
popular dan digunakan di masa yang akan datang. Individual dan pelaku
bisnis yang sebelumnya menolak untuk mengadopsi online banking sebagai
alat komersial, sekarang tidak akan mempunyai banyak pilihan lagi.
Kecepatan sistem online dalam melakukan transaksi akan mengalahkan
metode tradisional sepenuhnya. Bagaimanapun juga, perkembangan dari
online banking akan tergantung dari seberapa /user-friendly/ nya
fasilitas yang ada, penambahan fasilitas yang baru yang akan ditambahkan
dan bagaimana konsep dari online banking dikemas sedemikian rupa untuk
digunakan secara umum. Sayangnya sampai sekarang bank dan pelanggan
masih jarang sepakat dalam hal fasilitas mana saja yang berguna dan
tidak berguna. Sejumlah riset pasar dan polling pelanggan diperlukan
untuk menjembatani jarak antara apa yang diperlukan dalam perbankan dan
apa yang tersedia.

Salah satu penggunaan online banking di masa yang akan datang, menurut
Bank of America, harus menyediakan kesempatan untuk mengembangkan
perbankan di dalam cara-cara inovatif yang mengutamakan kecenderungan
kelakuan pelanggan, pilihan yang ada, dan trend. Ide-ide baru yang
dikembangkan harus menerapkan teknologi yang mengungkap wawasan yang
mencakup skala sosial dan fisik yang luas, dari interaksi dengan
pelanggan secara individu menuju kepada transaksi secara global. Perlu
dilakukan riset guna menemukan inovasi untuk mengubah dunia perbankan
secara menyeluruh. Peneliti akan menanyakan pertanyaan seperti :
“Bagaimana caranya sehingga semua pelanggan dapat memiliki pengetahuan
dan alat yang dibutuhkan untuk mengontrol keuangan mereka secara lebih
baik di masa yang akan datang?”, “Bagaimana interaksi perbankan
ber-evolusi ketika dunia pelanggan secara fisik dan virtual terjalin?”,
dan “Bagaimana jaringan sosial mengubah pengalaman pelanggan menjadi
lebih mudah, nyaman, dan lebih terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari? ”

Penggunaan Teknologi Informasi dalam dunia Perbankan

Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.

Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.

Saat ini telah banyak para pelaku ekonomi, khususnya di kota-kota besar yang tidak lagi menggunakan uang tunai dalam transaksi pembayarannya, tetapi telah memanfaatkan layanan perbankan modern.

Layanan perbankan modern yang hanya ada di kota-kota besar ini dapat dimaklumi karena pertumbuhan ekonomi saat ini yang masih terpusat di kota-kota besar saja, yang menyebabkan perputaran uang juga terpusat di kota-kota besar. Sehingga sektor perbankan pun agak lamban dalam ekspansinya ke daerah-daerah. Hal ini sedikit banyak disebabkan oleh kondisi infrastruktur saat ini selain aspek geografis Indonesia yang unik dan luas.

Peran teknologi dalam dunia perbankan sangatlah mutlak, dimana kemajuan suatu sistem perbankan sudah barang tentu ditopang oleh peran teknologi informasi. Semakin berkembang dan kompleksnya fasilitas yang diterapkan perbankan untuk memudahkan pelayanan, itu berarti semakin beragam dan kompleks adopsi teknologi yang dimiliki oleh suatu bank. Tidak dapat dipungkiri, dalam setiap bidang termasuk perbankan penerapan teknologi bertujuan selain untuk memudahkan operasional intern perusahaan, juga bertujuan untuk semakin memudahkan pelayanan terhadap customers. Apalagi untuk saat ini, khususnya dalam dunia perbankan hampir semua produk yang ditawarkan kepada customers serupa, sehingga persaingan yang terjadi dalam dunia perbankan adalah bagaimana memberikan produk yang serba mudah dan serba cepat.

Untuk menunjang keberhasilan operasional sebuah lembaga keuangan/perbankan seperti bank, sudah pasti diperlukan sistem informasi yang handal yang dapat diakses dengan mudah oleh nasabahnya, yang pada akhirnya akan bergantung pada teknologi informasi online, sebagai contoh, seorang nasabah dapat menarik uang dimanapun dia berada selama masih ada layanan ATM dari bank tersebut, atau seorang nasabah dapat mengecek saldo dan mentransfer uang tersebut ke rekening yang lain hanya dalam hitungan menit saja, semua transaksi dapat dilakukan.


Pengembangan teknologi dan infrastruktur telematika di Indonesia akan sangat membantu pengembangan industri di sektor keuangan ini, seperti perluasan cakupan usaha dengan membuka cabang-cabang di daerah, serta pertukaran informasi antara sesama perusahaan asuransi, broker, industri perbankan, serta lembaga pembiayaan lainnya.


Institusi perbankan dan keuangan telah dipengaruhi dengan kuat oleh pengembangan produk dalam teknologi informasi, bahkan mereka tidak dapat beroperasi lagi tanpa adanya teknologi informasi tersebut. Sektor ini memerlukan pengembangan produk dalam teknologi informasi untuk memberikan jasa-jasa mereka kepada pelanggan mereka.

Kamis, 07 Oktober 2010

Kilas Balik Perbankan Indonesia dan Fasilitas E-Banking


 
salah satu sektor yang paling dramatis terpengaruh oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi adalah perbankan. Sebelumnya mari kita lihat kilas balik dan perkembangan terkini mengenai perbankan Indonesia. Setelah lebih dari seperempat abad terhitung dari deregulasi pada tahun 1983, perbankan Indonesia telah mengalami berbagai gonjang-ganjing yang sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia. Titik nadir perbankan sendiri terjadi menjelang krisis multidimensi yang terjadi pada tahun 1997 yang dikenal sebagai krisis moneter. Beberapa tonggak penting perjalanan dalam kurun waktu tersebut adalah sebagai berikut.

Kilas Balik Perbankan Indonesia
1. Paket 1 Juni 1983 merupakan salah satu tonggak penting yang mengubah arah perbankan nasional yang tadinya belum mengikuti mekanisme pasar, atau dengan kata lain, mulai diterapkannya equal treatment antara bank pemerintah dengan bank swasta.
2. Kebijakan Oktober 1988 menjadi faktor utama terjadinya booming pendirian bank dengan memberikan kemudahan bagi para investor. Dalam kurun waktu 3 tahun sesudahnya, tercatat jumlah bank meningkat dari 111 bank pada tahun 1988 menjadi 182 bank pada pertengahan 1991. Pertumbuhan bank beserta kegiatan penyaluran dana bank yang luar biasa tersebut akhirnya berujung pada tindakan kebijakan uang ketat (Tight Money Policy) yang diambil oleh Bank Indonesia pada Tahun 1990.
3. Pakfeb 1991, yang bertujuan untuk mengembangkan dunia perbankan menjadi lembaga keuangan yang sehat, kuat, dan tangguh serta lebih dipercaya baik dalam tingkat nasional maupun global. Sistem penilaian kesehatan bank dengan CAMEL mulai diterapkan oleh Bank Indonesia, termasuk penetapan nilai CAR sebesar 8 persen yang harus dipenuhi mulai tahun 1993.
4. Bom waktu perbankan akhirnya meledak, dan tidak tanggung-tanggung dampak letusannya terhadap perekonomian Indonesia. Pada November 1997 sejumlah bank mulai rontok yang diawali dengan ditutupnya 16 bank yang akhirnya menyeret Indonesia ke krisis moneter yang tak terlupakan dalam sejarah perekonomian Indonesia.
5. Pada tahun 1998 dibentuk BPPN sebagai lembaga yang berusaha untuk menyelamatkan wajah perbankan Indonesia. BPPN lahir sebagai salah satu butir dalam serangkaian Letter of Intent (LOI) antara Pemerintah Indonesia dengan IMF, dengan LOI pertamanya ditandatangani pada 1 November 1997. Pembentukan BPPN ini dianggap sebagai awal proses rehabilitasi terhadap industri perbankan. Pada tahun 1998, dari 55 bank yang dirawat oleh BPPN ternyata 10 bank tidak tertolong (dilikuidasi), 4 bank harus masuk unit gawat darurat (direkapitalisasi), dan sisanya masih terus dirawat intensif. Pada maret 1999 38 bank kembali tak tertolong, 9 bank direkapitalisasi, dan 7 bank diambil alih.
6. Perbankan Indonesia sudah memasuki tahap konsolidasi yang ditandai dengan diluncurkannya Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Bank Indonesia telah meluncurkan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) pada bulan Januari 2004, sebagai awal dari tahap konsolidasi perbankan Indonesia. Ke dapannya, bank-bank Indonesia digolongkan kedalam 4 kelompok bank yaitu bank Internasional, bank nasional, bank fokus, dan bank dengan cakupan usaha terbatas. Pengelompokkan bank tersebut didasarkan pada kemampuan modalnya.

7. Terakhir adalah paket Oktober 2006 (Pakto) yang dikeluarkan oleh BI. Salah satu maksudnya adalah untuk mendorong perbankan nasional dalam meningkatkan penyaluran kredit tanpa mengabaikan prinsip kehati-hatian. Pakto ini mencakup 13 Peraturan Bank Indonesia, dua diantaranya adalah mengenai pelarangan kepemilikan tunggal dan pelaksanaan Good Corporate Governance.
Kilas balik yang penuh gejolak tersebut tidak menghalangi peranan perbankan sebagai sub sektor ekonomi yang paling sentral peranannya dalam memobilisasi dana masyarakat. Mengacu ke laporan Bank Indonesia, sampai dengan bulan Juli 2007, jumlah bank yang beroperasi di Indonesia tercatat sebanyak 130 bank umum dan 1816 BPR. Total aset perbankan nasional adalah Rp 1.801.094,- Milyar, belum termasuk asset BPR sebesar Rp 25.140,- Milyar. Total simpanan masyarakat atau dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank umum adalah adalah sebesar Rp 1.562.070,- Milyar dan oleh BPR sebanyak Rp 20.537,- Milyar. Memang sebuah angka yang luar biasa dan terus meningkat dari tahun ke tahun.Angka-angka tersebut menunjukkan beberapa hal yang menarik. Pertama, masyarakat Indonesia masih menaruh kepercayaan terhadap perbankan sebagai alternatif investasi dan sebagai institusi penyimpanan dana. Fungsi agent of trust ini tentunya membawa konsekuensi terhadap pentingnya masalah intergritas institusi dan individu di bidang perbankan.
Kedua, angka tersebut menunjukkan dominasi atau ketergantungan terhadap bank sebagai lembaga penyimpan sekaligus lembaga pembiayaan dalam perekekonomian Indonesia. Total aset perbankan yang lebih dari 1800 triliun tersebut adalah dua kali lipat dari PDB Indonesia, yang sampai triwulan I 2007 tercatat sebesar 915,9 triliun. Angka tersebut juga terlihat luar biasa dibandingkan dengan total aset perusahaan asuransi jiwa- yang tercatat hanya sebesar Rp 82 triliun pada kuartal II 2007. Ketergantungan tersebut tentunya- di sisi lain, memang mengandung resiko tinggi jika tidak dikelola dengan baik oleh pelaku-pelaku di industri perbankan.
Ketiga, jumlah aset dan dana masyarakat yang luar biasa tersebut tentunya memerlukan kapasitas atau produktifitas yang tinggi, baik secara institusi maupun Sumber Daya Manusia di bidang perbankan. Sebagai ilustrasi, dengan jumlah kantor bank umum sebanyak 9492 maka setiap kantor harus mengelola dana masyarakat sekitar Rp 165 Milyar per kantor. Jika dana masyarakat dibagi dengan jumlah karyawan bank yang berjumlah sekitar 100.000 orang maka setiap karyawan bank mengelola dana masyarakat sekitar Rp 15 Milyar per orang. Kapasitas intitusi dan individu yang bergerak di industri perbankan tersebut tentunya memerlukan fasilitas atau alat bantu dalam pengolahaan dana dan berbagai layanan jasa keuangan terkait lainnya. Disinilah fungsi dari teknologi informasi dan komunikasi di industri perbankan.
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di perbankan nasional relatif lebih maju dibandingkan sektor lainnya. Berbagai jenis teknologinya diantaranya meliputi Automated Teller Machine, Banking Application System, Real Time Gross Settlement System, Sistem Kliring Elektronik, dan internet banking. Bank Indonesia sendiri lebih sering menggunakan istilah Teknologi Sistem Informasi (TSI) Perbankan untuk semua terapan teknologi informasi dan komunikasi dalam layanan perbankan. Istilah lain yang lebih populer adalah Electronic Banking. Electronic banking mencakup wilayah yang luas dari teknologi yang berkembang pesat akhir-akhir ini. Beberapa diantaranya terkait dengan layanan perbankan di “garis depan” atau front end, seperti ATM dan komputerisiasi (sistem) perbankan, dan beberapa kelompok lainnya bersifat back end, yaitu teknologi-teknologi yang digunakan oleh lembaga keuangan, merchant, atau penyedia jasa transaksi, misalnya electronic check conversion.
Saat ini sebagian besar layanan E-banking terkait langsung dengan rekening bank. Jenis E-Banking yang tidak terkait rekening biasanya berbentuk nilai moneter yang tersimpan dalam basis data atau dalam sebuah kartu (chip dalam smartcard). Dengan semakin berkembangnya teknologi dan kompleksitas transaksi, berbagai jenis E-banking semakin sulit dibedakan karena fungsi dan fiturnya cenderung terintegrasi atau mengalami konvergensi. Sebagai contoh, sebuah kartu plastik mungkin memiliki “magnetic strip”- yang memungkinkan transaksi terkait dengan rekening bank, dan juga memiliki nilai moneter yang tersimpan dalam sebuah chip. Kadang kedua jenis kartu tersebut disebut “debit card” oleh merchant atau vendor. Beberapa gambaran umum mengenai jenis-jenis teknologi E-Banking dapat dilihat di bawah ini.

Jenis-Jenis Teknologi E-Banking

Automated Teller Machine (ATM). Terminal elektronik yang disediakan lembaga keuangan atau perusahaan lainnya yang membolehkan nasabah untuk melakukan penarikan tunai dari rekening simpanannya di bank, melakukan setoran, cek saldo, atau pemindahan dana.
Computer Banking. Layanan bank yang bisa diakses oleh nasabah melalui koneksi internet ke pusat data bank, untuk melakukan beberapa layanan perbankan, menerima dan membayar tagihan, dan lain-lain.
Debit (or check) Card. Kartu yang digunakan pada ATM atau terminal point-of-sale (POS) yang memungkinkan pelanggan memperoleh dana yang langsung didebet (diambil) dari rekening banknya.
Direct Deposit. Salah satu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh organisasi (misalnya pemberi kerja atau instansi pemerintah) yang membayar sejumlah dana (misalnya gaji atau pensiun) melalui transfer elektronik. Dana ditransfer langsung ke setiap rekening nasabah.
Direct Payment (also electronic bill payment). Salah satu bentuk pembayaran yang mengizinkan nasabah untuk membayar tagihan melalui transfer dana elektronik. Dana tersebut secara elektronik ditransfer dari rekening nasabah ke rekening kreditor. Direct payment berbeda dari preauthorized debit dalam hal ini, nasabah harus menginisiasi setiap transaksi direct payment.
Electronic Bill Presentment and Payment (EBPP). Bentuk pembayaran tagihan yang disampaikan atau diinformasikan ke nasabah atau pelanggan secara online, misalnya melalui email atau catatan dalam rekening bank. Setelah penyampaian tagihan tersebut, pelanggan boleh membayar tagihan tersebut secara online juga. Pembayaran tersebut secara elektronik akan mengurangi saldo simpanan pelanggan tersebut.
Electronic Check Conversion. Proses konversi informasi yang tertuang dalam cek (nomor rekening, jumlah transaksi, dll) ke dalam format elektronik agar bisa dilakukan pemindahan dana elektronik atau proses lebih lanjut.
Electronic Fund Transfer (EFT). Perpindahan “uang” atau “pinjaman” dari satu rekening ke rekening lainnya melalui media elektronik.
Payroll Card. Salah satu tipe “stored-value card” yang diterbitkan oelh pemberi kerja sebagai pengganti cek yang memungkinkan pegawainya mengakses pembayaraannya pada terminal ATM atau Point of Sales. Pemberi kerja menambahkan nilai pembayaran pegawai ke kartu tersebut secara elektronik.
Preauthorized Debit (or automatic bill payment). Bentuk pembayaran yang mengizinkan nasabah untuk mengotorisasi pembayaran rutin otomatis yang diambil dari rekening banknya pada tanggal-tangal tertentu dan biasanya dengan jumlah pembayaran tertentu (misalnya pembayaran listrik, tagihan telpon, dll). Dana secara elektronik ditransfer dari rekening pelanggan ke rekening kreditor (misalnya PLN atau PT Telkom).
Prepaid Card. Salah satu tipe Stored-Value Card yang menyimpan nilai moneter di dalamnya dan sebelumnya pelanggan sudah membayar nilai tersebut ke penerbit kartu.
Smart Card. Salah satu tipe stored-value card yang di dalamnya tertanam satu atau lebih chips atau microprocessors sehingga bisa menyimpan data, melakukan perhitungan, atau melakukan proses untuk tujuan khusus (misalnya validasi PIN, otorisasi pembelian, verifikasi saldo rekening, dan menyimpan data pribadi). Kartu ini bisa digunakan pada sistem terbuka (misalnya untuk pembayaran transportasi publik) atau sistem tertutup (misalnya MasterCard atau Visa networks).
Stored-Value Card. Kartu yang di dalamnya tersimpan sejumlah nilai moneter, yang diisi melalui pembayaran sebelumnya oleh pelanggan atau melalui simpanan yang diberikan oleh pemberi kerja atau perusahaan lain. Untuk single-purpose stored value card, penerbit (issuer) dan penerima (acceptor) kartu adalah perusahaan yang sama dan dana pada kartu tersebut menunjukkan pembayaran di muka untuk penggunaan barang dan jasa tertentu (misalnya kartu telpon). Limited-purpose card secara umum digunakan secara terbatas pada terminal POS yang teridentifikasi sebelumnya di lokasi-lokasi tertentu (misalnya vending machines di sekolah-sekolah). Sedangkan multi-purpose card dapat digunakan pada beberapa penyedia jasa dengan kisaran yang lebih luas, misalnya kartu dengan logo MasterCard, Visa, atau logo lainnya dalam jaringan antar bank.


KILASAN INFORMASI INTERNET BANGKING

Internet Banking


Internet Banking merupakan hasil dari kecanggihan teknologi internet, inovasi ini merupakan langkah maju bagi dunia perbankan. Di Indonesia belum seluruh perbankan memiliki fasilitas ini untuk memeberikan kemudahan kepada nasabahnya, baru beberapa bank-bank besar yang memiliki resource yang memadai untuk membangun atau mengembangkan system ini. Selain kemudahan dan kenyaman system internet banking ini juga dilengkapi dengan system keamanan. Sebut saja BCA, Bank Mandiri, BNI 46, Lippobank dan Bank Permata, dari bank-bank ini memberikan jaminan keamanan yang bersifat standard, ada pula yang menambahkan fasilitas system keamanannya agar pengguna merasa yakin dan nyaman dalam mengunakan fasilitas ini.

System Keamanan Internet Banking

Standarisasi keamanan dari system internet banking biasanya menggunakan jalur khusus yang berbeda dengan aplikasi-aplikasi web yang biasa, jalur ini berupa https (Hypertext Transfer Protocol over Secure Socket Layer).Https adalah merupakan protocol dari WWW (World Wide Web) yang menyandikan data sesi menggunakan protokol SSL (Secure Socket Layer) atau protokol TLS (Transport Layer Security). Kedua protokol tersebut memberikan perlindungan yang memadai dari serangan eavesdroppers, dan man in the middle attacks. Pada umumnya port HTTPS adalah 443.
BCA
Bank Mandiri
BNI 46
Lippobank
Bank Permata
Dengan menggunakan protocol https maka seluruh data yang akan dikirim melalui internet akan dilakukan penyandian (encryption) dengan SSL (Secure Soket Layer) dengan 128 bit. Banyak penyedia jasa sertifikasi untuk protocol https yang memberikan verifikasi secara online dan real time di internet, dan masing-masing verifikator memiliki kode sendiri-sendiri.

Gambar logo-logo diatas merupakan bukti bahwa web site dari internet banking yang ada sudah dilakukan verifikasi secara online. Untuk membuktikannya anda bisa meng-click logo tersebut pada web site internet banking yang ada untuk membuktikan bahwa website tersebut sudah benar-benar terdaftar.
 

Seperti contoh gambar diatas terlihat keterangan bahwa website dengan alamat ibank.bni.co.id telah tervertifikasi dan valid dari tanggal 12 Jun 2007 s/d 03 Jul 2010, di situ juga tertera alamat dari perusahan yang mendaftarkan PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO), TBK Gedung Landmark Tower A Lantai 11 Jakarta, ID.
 
Selain memberikan keamanan dari segi jalur internet yang digunakan bank juga memberikan keamanan tambahan agar pengguna benar-benar merasa aman dan nyaman dalam bertransaksi. Salah satu contoh keamanan tambahan adalah berupa key generator (alat pembuat kode penyandian) yang disebut token. Di dunia perbangkan token ini diberikan nama bermacam-macam sebagai contoh BCA menyebut token dengan Key BCA dan BNI 46 menyebut token dengan BNI e-Secure.

Gambar diatas merupakan salah satu contoh dari token, terlihat pada gambar diatas token hanya terdiri dari tombol-tombol angka 0 s/d 9 dan satu tombol untuk mengaktifkan token.
Kemudahan dan Kenyamanan Berinternet Banking
Dengan semakin cepatnya perkembangan dunia teknologi informasi, saat ini internet bukanlah merupakan suatu hal yang sulit dan langka untuk dijumpai dan digunakan. Sebut saja wanet, hotspot café, kantor dan tempat-tempat lain dimana internet sangat mudah diakses dan dijumpai. Pemanfaatan teknologi internet saat ini bukan hanya digunakan oleh kalangan perkantoran ataupun pebisnis tetapi juga sudah mulai merambah kepada kalangan pelajar (baik SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi) bahkan tidak menutup kemungkinan para ibu-ibu rumah tangga. Akses internet bukan lagi sesuatu yang mahal seperti halnya era jaman tahun 90-an, saat ini internet sudah mulai dapat dinikmati dengan biaya yang tidak mahal (bahkan terdapat tempat-tempat dimana kita dapat mengakses internet dengan gratis atau tanpa biaya).
Dengan semakin mudahnya akses internet dijumpai dan semakin padatnya kondisi lalu lintas saat ini, internet banking merupakan salah satu alat alternative bagi kita yang tidak memiliki waktu untuk melakukan transaksi perbankan di bank (dalam hal ini teller). Dengan melakukan akses internet dan membuka browser lalu mengetikkan alamat dari internet banking (contoh : https://ibank.bni.co.id/) maka kita sudah dapat melakukan aktivitas transaksi perbakan tanpa harus pergi kemana-mana dan mungkin harus antri berlama-lama.

Gambar tampilan layar diatas merupakan salah satu contoh dari tampilan awal dari salah satu web site internet banking. Terdapat kolom isi untuk User Id, Password, tombol untuk login, dan tombol reset untuk melakukan input ulang User Id dan Password. Juga tidak ketinggalan logo VeriSign Secured yang menandakan web site ini udah memiliki standar keamanan.

Internet banking menawarkan beragam macam model transaksi yang dapat kita gunakan, dari transfer uang, pembayaran kartu kredit, pembayaran telpon baik selular maupun rumah tangga, pembayaran zakat, pembayaran listrik, pembayaran biaya pendidikan, sampai dengan pembelian pulsa isi ulang. Dari berbagai transakasi yang ada dapat dibanyangkan betapa mudahnya hidup ini, kita tidak perlu pergi kemana-mana untuk melakukan transaksi perbangkan. Sebagai contoh untuk para ibu-ibu rumah tangga tidak lagi harus pergi ke bank berantri-antri ria, mereka dapat memanfaatkan layanan ini untuk melakukan kegiatan-kegiatan rutin seperti bayar tagihan listrik, bayar tagihan telepon, sampai membayar uang pendidikan anak. Pergeseran gaya hidup seperti ini sudah bukan lagi suatu hal yang tidak mungkin di jaman yang sudah semakin canggih ini.


Gambar diatas merupakan salah satu contoh layar transaksi dari salah satu internet banking dan bisa dilihat disisi kanan menu-menu dari transaksi yang ada.


Peranan Teknologi Informasi di Bidang Perbankan

Di bidang bisnis baik perdagangan barang maupun jasa komputer peranan teknologi informasi akan sangat penting untuk kegiatan transaksi baik rutin, periodik, maupun insidental dan menyediakan banyak informasi dengan cepat dan tepat.

Di bidang perbankan, salah satu solusi sistem informasi perbankan telah diperkenalkan oleh perusahaan besar seperti Hewlett-Packard (HP), yang bekerja sama dengan Infosys telah memperkenalkan solusi core banking, yang disebut Finacle kepada bank-bank di Indonesia. Finacle memberikan solusi bagi bank yang ingin melakukan up-grade terhadap sistem yang telah mereka miliki. Dengan menggunakan Finacle, up-grade sistem bisa dilaksanakan dengan resiko investasi maupun kegagalan migrasi yang rendah. Ini penting bagi bank-bank agar mampu menghadapi siklus bisnis yang selalu berubah. Dengan solusi terpadu ini – berupa software dan hardware, jaringan, sistem integrasi, serta opsi consulting dan outsourcing – bank juga akan memiliki nilai tambah sehingga menjadi lebih kompetitif.

Perkembangan teknologi informasi telah mempengaruhi kebijakan dan strategi dunia usaha perbankan yang selanjutnya lebih mendorong inovasi dan persaingan di bidang layanan terutama jasa layanan pembayaran melalui bank. Inovasi jasa layanan perbankan yang berbasis teknologi tersebut terus berkembang mengikuti pola kebutuhan nasabah bank. Transaksi perbankan berbasis elektronik, termasuk internet dan menggunakan handphone merupakan bentuk perkembangan penyedia jasa layanan bank yang memberikan peluang usaha baru bagi bank yang kerakibat pada perubahan strategi usaha perbankan, dari yang berbasis manusia (tradisional) menjadi berbasis teknologi informasi yang lebih efisien dan praktis bagi bank. Pada perusahaan jasa seperti perbankan komputer digunakan untuk menghitung bunga secara otomatis, transaksi on-line, ATM, dan sebagianya.

Komputer juga banyak digunakan untuk proses akuntansi, melakukan analisis keuangan, neraca, laba-rugi, dan sebagainya. Bahkan ada beberapa software yang secara khusus disediakan untuk operasi akuntansi. Di bidang perhotelan komputer digunakan untuk menentukan jumlah dan jenis kamar yang telah terisi dan masih kosong. Bahkan saat ini pada penjualan pertokoan kecil, usaha kecil dan menengah (UKM), apotek dan bermacam-macam usaha kecil lainnya juga telah banyak menggunakan komputer.

Sumber : Faisal Akib