Cari Blog Ini

Kamis, 07 Oktober 2010

Kilas Balik Perbankan Indonesia dan Fasilitas E-Banking


 
salah satu sektor yang paling dramatis terpengaruh oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi adalah perbankan. Sebelumnya mari kita lihat kilas balik dan perkembangan terkini mengenai perbankan Indonesia. Setelah lebih dari seperempat abad terhitung dari deregulasi pada tahun 1983, perbankan Indonesia telah mengalami berbagai gonjang-ganjing yang sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia. Titik nadir perbankan sendiri terjadi menjelang krisis multidimensi yang terjadi pada tahun 1997 yang dikenal sebagai krisis moneter. Beberapa tonggak penting perjalanan dalam kurun waktu tersebut adalah sebagai berikut.

Kilas Balik Perbankan Indonesia
1. Paket 1 Juni 1983 merupakan salah satu tonggak penting yang mengubah arah perbankan nasional yang tadinya belum mengikuti mekanisme pasar, atau dengan kata lain, mulai diterapkannya equal treatment antara bank pemerintah dengan bank swasta.
2. Kebijakan Oktober 1988 menjadi faktor utama terjadinya booming pendirian bank dengan memberikan kemudahan bagi para investor. Dalam kurun waktu 3 tahun sesudahnya, tercatat jumlah bank meningkat dari 111 bank pada tahun 1988 menjadi 182 bank pada pertengahan 1991. Pertumbuhan bank beserta kegiatan penyaluran dana bank yang luar biasa tersebut akhirnya berujung pada tindakan kebijakan uang ketat (Tight Money Policy) yang diambil oleh Bank Indonesia pada Tahun 1990.
3. Pakfeb 1991, yang bertujuan untuk mengembangkan dunia perbankan menjadi lembaga keuangan yang sehat, kuat, dan tangguh serta lebih dipercaya baik dalam tingkat nasional maupun global. Sistem penilaian kesehatan bank dengan CAMEL mulai diterapkan oleh Bank Indonesia, termasuk penetapan nilai CAR sebesar 8 persen yang harus dipenuhi mulai tahun 1993.
4. Bom waktu perbankan akhirnya meledak, dan tidak tanggung-tanggung dampak letusannya terhadap perekonomian Indonesia. Pada November 1997 sejumlah bank mulai rontok yang diawali dengan ditutupnya 16 bank yang akhirnya menyeret Indonesia ke krisis moneter yang tak terlupakan dalam sejarah perekonomian Indonesia.
5. Pada tahun 1998 dibentuk BPPN sebagai lembaga yang berusaha untuk menyelamatkan wajah perbankan Indonesia. BPPN lahir sebagai salah satu butir dalam serangkaian Letter of Intent (LOI) antara Pemerintah Indonesia dengan IMF, dengan LOI pertamanya ditandatangani pada 1 November 1997. Pembentukan BPPN ini dianggap sebagai awal proses rehabilitasi terhadap industri perbankan. Pada tahun 1998, dari 55 bank yang dirawat oleh BPPN ternyata 10 bank tidak tertolong (dilikuidasi), 4 bank harus masuk unit gawat darurat (direkapitalisasi), dan sisanya masih terus dirawat intensif. Pada maret 1999 38 bank kembali tak tertolong, 9 bank direkapitalisasi, dan 7 bank diambil alih.
6. Perbankan Indonesia sudah memasuki tahap konsolidasi yang ditandai dengan diluncurkannya Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Bank Indonesia telah meluncurkan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) pada bulan Januari 2004, sebagai awal dari tahap konsolidasi perbankan Indonesia. Ke dapannya, bank-bank Indonesia digolongkan kedalam 4 kelompok bank yaitu bank Internasional, bank nasional, bank fokus, dan bank dengan cakupan usaha terbatas. Pengelompokkan bank tersebut didasarkan pada kemampuan modalnya.

7. Terakhir adalah paket Oktober 2006 (Pakto) yang dikeluarkan oleh BI. Salah satu maksudnya adalah untuk mendorong perbankan nasional dalam meningkatkan penyaluran kredit tanpa mengabaikan prinsip kehati-hatian. Pakto ini mencakup 13 Peraturan Bank Indonesia, dua diantaranya adalah mengenai pelarangan kepemilikan tunggal dan pelaksanaan Good Corporate Governance.
Kilas balik yang penuh gejolak tersebut tidak menghalangi peranan perbankan sebagai sub sektor ekonomi yang paling sentral peranannya dalam memobilisasi dana masyarakat. Mengacu ke laporan Bank Indonesia, sampai dengan bulan Juli 2007, jumlah bank yang beroperasi di Indonesia tercatat sebanyak 130 bank umum dan 1816 BPR. Total aset perbankan nasional adalah Rp 1.801.094,- Milyar, belum termasuk asset BPR sebesar Rp 25.140,- Milyar. Total simpanan masyarakat atau dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank umum adalah adalah sebesar Rp 1.562.070,- Milyar dan oleh BPR sebanyak Rp 20.537,- Milyar. Memang sebuah angka yang luar biasa dan terus meningkat dari tahun ke tahun.Angka-angka tersebut menunjukkan beberapa hal yang menarik. Pertama, masyarakat Indonesia masih menaruh kepercayaan terhadap perbankan sebagai alternatif investasi dan sebagai institusi penyimpanan dana. Fungsi agent of trust ini tentunya membawa konsekuensi terhadap pentingnya masalah intergritas institusi dan individu di bidang perbankan.
Kedua, angka tersebut menunjukkan dominasi atau ketergantungan terhadap bank sebagai lembaga penyimpan sekaligus lembaga pembiayaan dalam perekekonomian Indonesia. Total aset perbankan yang lebih dari 1800 triliun tersebut adalah dua kali lipat dari PDB Indonesia, yang sampai triwulan I 2007 tercatat sebesar 915,9 triliun. Angka tersebut juga terlihat luar biasa dibandingkan dengan total aset perusahaan asuransi jiwa- yang tercatat hanya sebesar Rp 82 triliun pada kuartal II 2007. Ketergantungan tersebut tentunya- di sisi lain, memang mengandung resiko tinggi jika tidak dikelola dengan baik oleh pelaku-pelaku di industri perbankan.
Ketiga, jumlah aset dan dana masyarakat yang luar biasa tersebut tentunya memerlukan kapasitas atau produktifitas yang tinggi, baik secara institusi maupun Sumber Daya Manusia di bidang perbankan. Sebagai ilustrasi, dengan jumlah kantor bank umum sebanyak 9492 maka setiap kantor harus mengelola dana masyarakat sekitar Rp 165 Milyar per kantor. Jika dana masyarakat dibagi dengan jumlah karyawan bank yang berjumlah sekitar 100.000 orang maka setiap karyawan bank mengelola dana masyarakat sekitar Rp 15 Milyar per orang. Kapasitas intitusi dan individu yang bergerak di industri perbankan tersebut tentunya memerlukan fasilitas atau alat bantu dalam pengolahaan dana dan berbagai layanan jasa keuangan terkait lainnya. Disinilah fungsi dari teknologi informasi dan komunikasi di industri perbankan.
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di perbankan nasional relatif lebih maju dibandingkan sektor lainnya. Berbagai jenis teknologinya diantaranya meliputi Automated Teller Machine, Banking Application System, Real Time Gross Settlement System, Sistem Kliring Elektronik, dan internet banking. Bank Indonesia sendiri lebih sering menggunakan istilah Teknologi Sistem Informasi (TSI) Perbankan untuk semua terapan teknologi informasi dan komunikasi dalam layanan perbankan. Istilah lain yang lebih populer adalah Electronic Banking. Electronic banking mencakup wilayah yang luas dari teknologi yang berkembang pesat akhir-akhir ini. Beberapa diantaranya terkait dengan layanan perbankan di “garis depan” atau front end, seperti ATM dan komputerisiasi (sistem) perbankan, dan beberapa kelompok lainnya bersifat back end, yaitu teknologi-teknologi yang digunakan oleh lembaga keuangan, merchant, atau penyedia jasa transaksi, misalnya electronic check conversion.
Saat ini sebagian besar layanan E-banking terkait langsung dengan rekening bank. Jenis E-Banking yang tidak terkait rekening biasanya berbentuk nilai moneter yang tersimpan dalam basis data atau dalam sebuah kartu (chip dalam smartcard). Dengan semakin berkembangnya teknologi dan kompleksitas transaksi, berbagai jenis E-banking semakin sulit dibedakan karena fungsi dan fiturnya cenderung terintegrasi atau mengalami konvergensi. Sebagai contoh, sebuah kartu plastik mungkin memiliki “magnetic strip”- yang memungkinkan transaksi terkait dengan rekening bank, dan juga memiliki nilai moneter yang tersimpan dalam sebuah chip. Kadang kedua jenis kartu tersebut disebut “debit card” oleh merchant atau vendor. Beberapa gambaran umum mengenai jenis-jenis teknologi E-Banking dapat dilihat di bawah ini.

Jenis-Jenis Teknologi E-Banking

Automated Teller Machine (ATM). Terminal elektronik yang disediakan lembaga keuangan atau perusahaan lainnya yang membolehkan nasabah untuk melakukan penarikan tunai dari rekening simpanannya di bank, melakukan setoran, cek saldo, atau pemindahan dana.
Computer Banking. Layanan bank yang bisa diakses oleh nasabah melalui koneksi internet ke pusat data bank, untuk melakukan beberapa layanan perbankan, menerima dan membayar tagihan, dan lain-lain.
Debit (or check) Card. Kartu yang digunakan pada ATM atau terminal point-of-sale (POS) yang memungkinkan pelanggan memperoleh dana yang langsung didebet (diambil) dari rekening banknya.
Direct Deposit. Salah satu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh organisasi (misalnya pemberi kerja atau instansi pemerintah) yang membayar sejumlah dana (misalnya gaji atau pensiun) melalui transfer elektronik. Dana ditransfer langsung ke setiap rekening nasabah.
Direct Payment (also electronic bill payment). Salah satu bentuk pembayaran yang mengizinkan nasabah untuk membayar tagihan melalui transfer dana elektronik. Dana tersebut secara elektronik ditransfer dari rekening nasabah ke rekening kreditor. Direct payment berbeda dari preauthorized debit dalam hal ini, nasabah harus menginisiasi setiap transaksi direct payment.
Electronic Bill Presentment and Payment (EBPP). Bentuk pembayaran tagihan yang disampaikan atau diinformasikan ke nasabah atau pelanggan secara online, misalnya melalui email atau catatan dalam rekening bank. Setelah penyampaian tagihan tersebut, pelanggan boleh membayar tagihan tersebut secara online juga. Pembayaran tersebut secara elektronik akan mengurangi saldo simpanan pelanggan tersebut.
Electronic Check Conversion. Proses konversi informasi yang tertuang dalam cek (nomor rekening, jumlah transaksi, dll) ke dalam format elektronik agar bisa dilakukan pemindahan dana elektronik atau proses lebih lanjut.
Electronic Fund Transfer (EFT). Perpindahan “uang” atau “pinjaman” dari satu rekening ke rekening lainnya melalui media elektronik.
Payroll Card. Salah satu tipe “stored-value card” yang diterbitkan oelh pemberi kerja sebagai pengganti cek yang memungkinkan pegawainya mengakses pembayaraannya pada terminal ATM atau Point of Sales. Pemberi kerja menambahkan nilai pembayaran pegawai ke kartu tersebut secara elektronik.
Preauthorized Debit (or automatic bill payment). Bentuk pembayaran yang mengizinkan nasabah untuk mengotorisasi pembayaran rutin otomatis yang diambil dari rekening banknya pada tanggal-tangal tertentu dan biasanya dengan jumlah pembayaran tertentu (misalnya pembayaran listrik, tagihan telpon, dll). Dana secara elektronik ditransfer dari rekening pelanggan ke rekening kreditor (misalnya PLN atau PT Telkom).
Prepaid Card. Salah satu tipe Stored-Value Card yang menyimpan nilai moneter di dalamnya dan sebelumnya pelanggan sudah membayar nilai tersebut ke penerbit kartu.
Smart Card. Salah satu tipe stored-value card yang di dalamnya tertanam satu atau lebih chips atau microprocessors sehingga bisa menyimpan data, melakukan perhitungan, atau melakukan proses untuk tujuan khusus (misalnya validasi PIN, otorisasi pembelian, verifikasi saldo rekening, dan menyimpan data pribadi). Kartu ini bisa digunakan pada sistem terbuka (misalnya untuk pembayaran transportasi publik) atau sistem tertutup (misalnya MasterCard atau Visa networks).
Stored-Value Card. Kartu yang di dalamnya tersimpan sejumlah nilai moneter, yang diisi melalui pembayaran sebelumnya oleh pelanggan atau melalui simpanan yang diberikan oleh pemberi kerja atau perusahaan lain. Untuk single-purpose stored value card, penerbit (issuer) dan penerima (acceptor) kartu adalah perusahaan yang sama dan dana pada kartu tersebut menunjukkan pembayaran di muka untuk penggunaan barang dan jasa tertentu (misalnya kartu telpon). Limited-purpose card secara umum digunakan secara terbatas pada terminal POS yang teridentifikasi sebelumnya di lokasi-lokasi tertentu (misalnya vending machines di sekolah-sekolah). Sedangkan multi-purpose card dapat digunakan pada beberapa penyedia jasa dengan kisaran yang lebih luas, misalnya kartu dengan logo MasterCard, Visa, atau logo lainnya dalam jaringan antar bank.


KILASAN INFORMASI INTERNET BANGKING

Internet Banking


Internet Banking merupakan hasil dari kecanggihan teknologi internet, inovasi ini merupakan langkah maju bagi dunia perbankan. Di Indonesia belum seluruh perbankan memiliki fasilitas ini untuk memeberikan kemudahan kepada nasabahnya, baru beberapa bank-bank besar yang memiliki resource yang memadai untuk membangun atau mengembangkan system ini. Selain kemudahan dan kenyaman system internet banking ini juga dilengkapi dengan system keamanan. Sebut saja BCA, Bank Mandiri, BNI 46, Lippobank dan Bank Permata, dari bank-bank ini memberikan jaminan keamanan yang bersifat standard, ada pula yang menambahkan fasilitas system keamanannya agar pengguna merasa yakin dan nyaman dalam mengunakan fasilitas ini.

System Keamanan Internet Banking

Standarisasi keamanan dari system internet banking biasanya menggunakan jalur khusus yang berbeda dengan aplikasi-aplikasi web yang biasa, jalur ini berupa https (Hypertext Transfer Protocol over Secure Socket Layer).Https adalah merupakan protocol dari WWW (World Wide Web) yang menyandikan data sesi menggunakan protokol SSL (Secure Socket Layer) atau protokol TLS (Transport Layer Security). Kedua protokol tersebut memberikan perlindungan yang memadai dari serangan eavesdroppers, dan man in the middle attacks. Pada umumnya port HTTPS adalah 443.
BCA
Bank Mandiri
BNI 46
Lippobank
Bank Permata
Dengan menggunakan protocol https maka seluruh data yang akan dikirim melalui internet akan dilakukan penyandian (encryption) dengan SSL (Secure Soket Layer) dengan 128 bit. Banyak penyedia jasa sertifikasi untuk protocol https yang memberikan verifikasi secara online dan real time di internet, dan masing-masing verifikator memiliki kode sendiri-sendiri.

Gambar logo-logo diatas merupakan bukti bahwa web site dari internet banking yang ada sudah dilakukan verifikasi secara online. Untuk membuktikannya anda bisa meng-click logo tersebut pada web site internet banking yang ada untuk membuktikan bahwa website tersebut sudah benar-benar terdaftar.
 

Seperti contoh gambar diatas terlihat keterangan bahwa website dengan alamat ibank.bni.co.id telah tervertifikasi dan valid dari tanggal 12 Jun 2007 s/d 03 Jul 2010, di situ juga tertera alamat dari perusahan yang mendaftarkan PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO), TBK Gedung Landmark Tower A Lantai 11 Jakarta, ID.
 
Selain memberikan keamanan dari segi jalur internet yang digunakan bank juga memberikan keamanan tambahan agar pengguna benar-benar merasa aman dan nyaman dalam bertransaksi. Salah satu contoh keamanan tambahan adalah berupa key generator (alat pembuat kode penyandian) yang disebut token. Di dunia perbangkan token ini diberikan nama bermacam-macam sebagai contoh BCA menyebut token dengan Key BCA dan BNI 46 menyebut token dengan BNI e-Secure.

Gambar diatas merupakan salah satu contoh dari token, terlihat pada gambar diatas token hanya terdiri dari tombol-tombol angka 0 s/d 9 dan satu tombol untuk mengaktifkan token.
Kemudahan dan Kenyamanan Berinternet Banking
Dengan semakin cepatnya perkembangan dunia teknologi informasi, saat ini internet bukanlah merupakan suatu hal yang sulit dan langka untuk dijumpai dan digunakan. Sebut saja wanet, hotspot café, kantor dan tempat-tempat lain dimana internet sangat mudah diakses dan dijumpai. Pemanfaatan teknologi internet saat ini bukan hanya digunakan oleh kalangan perkantoran ataupun pebisnis tetapi juga sudah mulai merambah kepada kalangan pelajar (baik SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi) bahkan tidak menutup kemungkinan para ibu-ibu rumah tangga. Akses internet bukan lagi sesuatu yang mahal seperti halnya era jaman tahun 90-an, saat ini internet sudah mulai dapat dinikmati dengan biaya yang tidak mahal (bahkan terdapat tempat-tempat dimana kita dapat mengakses internet dengan gratis atau tanpa biaya).
Dengan semakin mudahnya akses internet dijumpai dan semakin padatnya kondisi lalu lintas saat ini, internet banking merupakan salah satu alat alternative bagi kita yang tidak memiliki waktu untuk melakukan transaksi perbankan di bank (dalam hal ini teller). Dengan melakukan akses internet dan membuka browser lalu mengetikkan alamat dari internet banking (contoh : https://ibank.bni.co.id/) maka kita sudah dapat melakukan aktivitas transaksi perbakan tanpa harus pergi kemana-mana dan mungkin harus antri berlama-lama.

Gambar tampilan layar diatas merupakan salah satu contoh dari tampilan awal dari salah satu web site internet banking. Terdapat kolom isi untuk User Id, Password, tombol untuk login, dan tombol reset untuk melakukan input ulang User Id dan Password. Juga tidak ketinggalan logo VeriSign Secured yang menandakan web site ini udah memiliki standar keamanan.

Internet banking menawarkan beragam macam model transaksi yang dapat kita gunakan, dari transfer uang, pembayaran kartu kredit, pembayaran telpon baik selular maupun rumah tangga, pembayaran zakat, pembayaran listrik, pembayaran biaya pendidikan, sampai dengan pembelian pulsa isi ulang. Dari berbagai transakasi yang ada dapat dibanyangkan betapa mudahnya hidup ini, kita tidak perlu pergi kemana-mana untuk melakukan transaksi perbangkan. Sebagai contoh untuk para ibu-ibu rumah tangga tidak lagi harus pergi ke bank berantri-antri ria, mereka dapat memanfaatkan layanan ini untuk melakukan kegiatan-kegiatan rutin seperti bayar tagihan listrik, bayar tagihan telepon, sampai membayar uang pendidikan anak. Pergeseran gaya hidup seperti ini sudah bukan lagi suatu hal yang tidak mungkin di jaman yang sudah semakin canggih ini.


Gambar diatas merupakan salah satu contoh layar transaksi dari salah satu internet banking dan bisa dilihat disisi kanan menu-menu dari transaksi yang ada.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar